Skip to main content

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pendidikan

Salah satu yang menjadi bahan kajian dalam postingan Revisi Kurikulum 2013 adalah Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Konsep yang populer di Amerika ini ditujukan untuk membedakan keterampilan berpikir kritis dari capaian pembelajaran tingkat rendah, seperti yang dilakukan dengan memori hapalan. Menurut Watson (2018) HOTS meliputi mensintesis, menganalisis, menalar, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi. Intinya, ini dirujuk dari taksonomi pembelajaran yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom dalam bukunya tahun 1956 dengan judul "Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals".
Pentingnya pelajaran tentang taksonomi Bloom ditunjukkan dengan diajarkan kepada mayoritas dalam program pendidikan guru di Amerika Serikat. Ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Jurnal Kurikulum dan Kepemimpinan (Curriculum & Leadership Journal) sebagai berikut.
"While Bloom’s Taxonomy is not the only framework for teaching thinking, it is the most widely used, and subsequent frameworks tend to be closely linked to Bloom’s work.... Bloom’s aim was to promote higher forms of thinking in education, such as analyzing and evaluating, rather than just teaching students to remember facts (rote learning).
(Versi terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, "Meskipun Taksonomi Bloom bukan satu-satunya kerangka untuk mengajar pemikiran, itu adalah yang paling banyak digunakan, dan kerangka kerja berikutnya cenderung terkait erat dengan pekerjaan Bloom .... Tujuan Bloom adalah untuk mempromosikan bentuk pemikiran yang lebih tinggi dalam pendidikan, seperti menganalisis dan mengevaluasi, bukan hanya mengajar siswa untuk mengingat fakta (hafalan)")
Dengan pernyataan ini, taksonomi Bloom ditegaskan sebagai bahan pengajaran kepada guru-guru untuk melengkapi pengetahuan dan pengalaman belajar di Amerika Serikat.
Oleh karena itu, guru memerlukan pengetahuan dan pengalaman belajar tentang HOTS untuk melengkapi proses belajar dan mengajar di kelas. Dalam tulisan Watson (dapat dilihat di: https://www.thoughtco.com/higher-order-thinking-skills-hots-education-3111297), salah satu rujukan yang dapat digunakan untuk mengembangkan lebih jauh berkaitan dengan HOTS adalah buku dari Susan M. Brookhart tentang "How To Assess Higher-Order Thinking Skills ini Your Classroom". Setidaknya terdapat 2 manfaat yang dapat diperoleh dengan penilaian HOTS yaitu meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan motivasi siswa. Untuk itu, perlu diketahui beberapa prinsip untuk menilai HOTS, pertama menggunakan materi pengantar. Penggunaan ini memungkinkan siswa untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide menggunakan sumber materi yang dimiliki. Selanjutnya menggunakan materi baru, tentunya berkaitan dengan topik yang dibicarakan tetapi perlu mencari bahan yang merupakan masalah bagi peserta didik sehingga mereka tidak hanya mengandalkan ingatan.

Sumber:
Brookhart, 2010. Susan M.  How to assess higher-order thinking skills in your classroom. ASCD Alexandria, Virginia USA.


 

Comments

Popular posts from this blog

Side (Sisi) vs Edge (Sisi)

Sisi vs sisi dalam matematika secara kata memiliki muatan huruf yang sama yaitu s dan i. Namun, sisi yang pertama tidak sama dengan sisi yang kedua. Sisi yang pertama dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan kata side, sedangkan sisi yang kedua bisa juga dikenal dengan kata tepi dalam bahasa Inggris disebut edge. Selanjutnya fokus pada dua kata yaitu side dan edge. Kedua kata ini biasanya digunakan dalam pembelajaran bangun datar atau bangun ruang. Untuk bangun datar, unsur yang dimiliki diantaranya adalah sisi, titik sudut, dan sudut. Ketiga unsur ini yang dengan mudah dapat ditemukan pada poligon konveks. Seperti yang kita ketahui bahwa bangun datar yang termasuk poligon konveks adalah mereka yang memiliki sisi lurus paling sedikit tiga. Dengan begitu, semua segitiga dan ragamnya termasuk dalam kelompok poligon. Begitu juga dengan segiempat, segilima, segienam, dan seterusnya yang biasa kita sebut dengan segi-n. Bagaimana dengan lingkaran, elips, atau oval, apakah ketiga figura-...

Media Pembelajaran Manipulatif

Untuk melengkapi perkuliahan Media Pembelajaran Manipulatif, Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah ini dapat dilihat di RPS MPM Media pembelajaran manipulatif adalah suatu media yang dikembangkan untuk membantu peserta didik memahami konsep pembelajaran yang diberikan. Media manipulatif juga merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Dengan begitu, koneksi antara media pembelajaran dengan materi pembelajaran harus saling terintegrasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik memperoleh penjelasan yang jelas dan tepat cukup dengan menggunakan media tersebut. Selain itu, penggunaan manipulatif dalam konteks ini dimaksudkan agar peserta didik juga terlibat aktif di dalam memahami, menggunakan, hingga mengembangkan konsep tersebut. Sebagai contoh, misalnya pembelajaran matematika, tidak dipungkiri bahwa masih banyak siswa yang tidak mudah memahami konsep pembelajaran yang terdapat di dalam subjek ini. Selain karena konsep abstr...

Revisi Kurikulum 2013

Seperti yang kita ketahui dalam matakuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika (P3M) selalu dilakukan pengkajian terhadap kurikulum yang berlaku saat ini di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terakhir yang diterapkan di sekolah, meskipun tidak semua sekolah dapat menerapkannya dengan baik dan efektif. Untuk itu, sebagai calon guru di sekolah, mahasiswa yang memprogramkan matakuliah P3M akan disajikan materi pengkajian tentang Kurikulum 2013. Untuk mendukung pemahaman terhadap kurikulum 2013, selain bisa mencari dan membaca referensi lain yang berkaitan. Laman ini menyiapkan bahan presentasi yang berjudul " Revisi Kurikulum 2013 (Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian) ". Sebagai gambaran pada slides presentasi tersebut, tersaji pengantar yang berkaitan tentang tingkatan taksonomi berpikir (Anderson, 2001), substansi perbaikan dokumen kurikulum 2013, pengembangan kompetensi pada kurikulum, perubahan paradigma pembelajaran, pengembangan pembelajar...