TIMSS atau yang dikenal dengan The Trends in International Mathematics and Science Study adalah satu bentuk asesmen yang dikembangkan oleh IEA, singkatan dari International Association for The Evaluation of Educational Achievement. IEA bermarkas di Amsterdam, Belanda, dan pemrosesan data dan penelitian dilaksanakan di Hamburg, Jerman. Sementara pusat kajian internasional IEA tentang TIMSS dan PIRLS berlokasi di Boston College Lynch School of Education. IEA telah melakukan kajian komparatif internasional sejak tahun 1959.
TIMSS dan PIRLS mengarahkan negara peserta untuk membuat keputusan berbasis bukti dalam meningkatkan kebijakan pendidikan. Beberapa asumsi yang dapat Pemerintah dan Kementerian ajukan sehingga menggunakan hasil TIMSS dan PIRLS meliputi:
- Mengukur keefektifan sistem kependidikan dalam konteks global
- Mengidentifikasi kesenjangan dalam sumber belajar dan kesempatan
- Menetapkan beberapa wilayah yang lembah dan mendorong perubahan kurikulum
- Mengukur dampak dari inisiatif kependidikan baru
- Melatih peneliti dan guru dalam penilaian dan evaluasi
Khusus untuk matematika, kerangka kerja TIMSS 2019 diarahkan pada aspek afektif yaitu kegigihan dan ketekunan. Sementara untuk keterampilan meliputi keterampilan pemecahan masalah dan bekerja melalui masalah, selain pemahaman mendalam dari matematika tersebut.
Matematika dalam kehidupan sehari-hari menjadi konsep utama dengan memperkenalkan aktivitas-aktivitas seperti berhitung, memasak, mengelola uang, dan membangun sesuatu. Selain itu, kebutuhan terhadap matematika ditunjukkan oleh berbagai bidang karir seperti teknik, arsitektur, akuntansi, perbankan, bisnis, obat-obatan, ekologi, dan ruang angkasa.
Penilaian matematika untuk TIMSS selalu diperuntukkan bagi peserta didik di kelas 4 dan 8. Di dalam kerangka TIMSS 2019 disusun berdasarkan dua dimensi yaitu, konten dan kognitif. Dengan merujuk pada http://timssandpirls.bc.edu/timss2019/frameworks/framework-chapters/mathematics-framework/, untuk kelas 4 domain konten meliputi bilangan dengan persentase 50%, pengukuran dan geometri sebanyak 30%, dan data sebanyak 20%. Sedangkan kelas 8 meliputi konten bilangan sebesar 30%, konten aljabar sebesar 30%, konten geometri sebesar 20%, dan konten data dan peluang sebesar 20%. Untuk kedua tingkatan tersebut, distribusi domain kognitif juga berbeda-beda dimana kelas 4 ditentukan besar persentase yang sama yaitu 40% untuk mengetahui dan menerapkan, tetapi hanya 20% untuk menalar. Di kelas 8, persentase mengetahui sebesar 35% yang lebih rendah 5% daripada persentase menerapkan. Meskipun menalar di kelas 8 ditetapkan hanya 25%, ini lebih tinggi daripada menalar di kelas 4.
Untuk itu, link yang dapat dituju adalah TIMSS & PIRLS
Comments
Post a Comment